Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Sam Poo Kong, suasana tenang dan sakral langsung terasa. Konon, tempat ini dulunya adalah persinggahan Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya saat mereka berlayar menuju Nusantara. Sebagai seorang Muslim dari Dinasti Ming, Cheng Ho dikenal sebagai sosok yang membawa pesan perdamaian dan hubungan baik antara Tiongkok dan Nusantara.

Bangunan utama klenteng ini menjadi pusat penghormatan bagi sang laksamana. Banyak pengunjung yang datang untuk berziarah, berdoa, atau sekadar menikmati atmosfer damai yang ditawarkan. Sam Poo Kong tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga simbol akulturasi budaya yang harmonis di Semarang.

Salah satu daya tarik utama Sam Poo Kong adalah arsitekturnya yang begitu megah dan autentik. Dengan dominasi warna merah yang melambangkan keberuntungan, serta ukiran naga yang menghiasi setiap sudut bangunan, klenteng ini benar-benar mencerminkan keindahan seni arsitektur Tiongkok. Atapnya yang berlapis-lapis serta pilar-pilar tinggi yang kokoh menciptakan pemandangan yang begitu menawan.

Di kompleks Sam Poo Kong, terdapat beberapa bangunan lain yang tak kalah menarik, seperti Gua Batu yang dipercaya sebagai tempat meditasi Laksamana Cheng Ho. Area ini sering dijadikan lokasi untuk ritual keagamaan, sekaligus tempat bagi wisatawan untuk mengenal lebih dekat sejarah dan filosofi yang terkandung dalam klenteng ini.